Jurnal Refleksi Modul 1.4 Budaya Positif
Pada
refleksi kali ini, saya masih mengguakan model refleksi 4F yaitu : Fact
(peristiwa), Feeling (perasaan), Findings (pembelajaran), Future (penerapan)
seperti sebelumnya.
Pada
kegiatan pembelajaran “Mulai dari diri”, saya mempelajari banyak konsep dan
teori juga contoh penerapan dari
konsep-konsep tersebut. Pada tahapan ini bertujuan untuk mengaktifkan
pengetahuan awal apa yang telah dipelajari sebelumnya tentang konsep pendidikan
Ki Hajar Dewantara dihubungkan dengan konsep lingkungan dan budaya positif di
sekolah. Selain itu, mengamati bagaimana sistem rancangan di sekolah
masing-masing dapat menciptakan lingkungan positif serta mendukung murid
menjadi pribadi yang bahagia, mandiri, dan bertanggung jawab, sesuai dengan
filosofi Ki Hadjar Dewantara.
Materi
pada eksplorasi konsep ini cukup banyak.
Disamping mempelajari materi saya juga harus membuat pernyataan yang ada pada
materi tersebut. Materi yang dibahas adalah tentang disiplin positif dan
nilai-nilai kebajikan universal, teori motivasi, hukuman dan penghargaan,
restitusi, keyakinan kelas, kebutuhan dasar manusia dan segitiga restitusi. Pada
ruang kolaborasi ini saya mempelajari materi dan menjawab pertanyaan yang
ada di LMS serta saya memberikan tanggapan pernyataan teman calon guru
penggerak lainnya Disini saya dan teman-teman calon guru penggerak lain
dibimbing Fasilitaor . Dalam diskusi ini calon guru penggerak memahami konsep
budaya positif dan saling berdiskusi memberi masukan dan penguatan serta saling
menanggapi.
Modul
1.4 merupakan modul yang paling saya sukai karena berhubungan dengan
nilai-nilai dan penerapannya yang sangat bermanfaat di sekolah. Perasaan saya senang dan santusias untuk bisa menerapkan
dilingkungan sekolah dan kelas.
Saya
mencoba menerapkan membuat keyakinan kelas disitulah saya menemukan hal yang
berbeda karena dalam pembuatan keyakinan kelas ini murid dengan kesadaraannya
mengungkapkan nilai-nilai kebajikan disiplin positif yang akan diyakininya. Dalam
praktik segitiga restitusi untuk memperbaiki kesalahan murid terlihat terbuka
dengan permasalahan yang dihadapi dan tentang bagaimana cara memperbaikinya.
Sangat senangnya perasaannya ketika saya bisa melakukan hal tersebuat.
Ketika murid melanggar peraturan mereka harus menerima konsekuensi sesuai
dengan apa yang kemarin disepakati.
Pembelajaran
bermakna yang saya peroleh setelah mempelajari modul 1.4 budaya positif ini
adalah bahwa sebagai calon guru penggerak harus menempatkan diri dalam posisi
kontrol yang tepat dalam penerapan budaya positif disekolah yaitu posisi
kontrol sebagai manajer dengan manajer dengan menerapkan segitiga restitusi
sebagai solusi ketika ada murid yang melanggar keyakinan kelas. Karena restitusi menciptakan kondisi murid untuk memperbaiki
kesalahan mereka bisa kembali pada kelompok mereka dengan karakter yang lebih
kuat (Gossen;2004). Dan memang benar hal tersebut dapat menyelesaikan masalah
selesai dengan damai dan anak-anakpun tidak kehilangan identitas mereka justru
mereka kembali dengan karakter yang lebih kuat dan lebih baik.
Setelah
mempelajari modul 1.4 ini yaitu tentang Budaya Positif maka saya akan berusaha
menerapkan dalam kegiatan sehari-hari
baik di sekolah, di rumh atau di masyarakat. Salah satu bentuk untuk menmnbuhkembangakan
penerapan budaya positif kedepan, saya
akan melakukan kegiatan-kegiatan antara lain mengimbaskan kepada rekan sejawat
apa yang sudah saya pelajari dan praktekkan, membuat keyakinan kelas pada
kelas yang lain, menerapkan segitiga restitusi untuk
memperbaiki kesalahan.
No comments:
Post a Comment