Pembelajaran Bahasa Inggris dengan Menggunakan Media VCD Pembelajaran
Bahasa Inggris
merupakan bahasa asing pertama
yang harus diajarkan mulai dari tingkatan
sekolah dasar sampai perguruan
tinggi. Peran penting Bahasa Inggris sebagai alat komunikasi internasional
tidak diragukan lagi. Bahasa Inggris pun termasuk yang diujikan dalam Ujian
Nasional tingkat SD, SMP dan SMA atau
yang sederajat.
Namun bertahun-tahun
bahasa Inggris diajarkan, sebagian besar siswa mengaku tidak ‘bisa-bisa’
menguasai pelajaran yang satu
ini. Gampang lupa dan susah mengingat apa yang telah diajarkan mungkin merupakan fenomena yang
umum. Apalagi jika berurusan dengan grammar atau tenses. Jadi apa atau siapa
yang salah? Siswa-kah atau Guru kah? Atau kebijakan pemerintah termasuk didalamnya Kurikulum yang diberlakukan?
Jawabannya bisa
diperoleh melalui penelitian yang mendalam akan hal ini, paling tidak penelitian sekelas action
research ( penelitian tindakan kelas
) bisa dilakukan sebagai refleksi diri
dari situasi tertentu dari
masing-masing guru. Bisa jadi di suatu
institusi , masalah terbesarnya adalah input ( siswa) dengan karakteristik yang
beragam, sedangkan di sekolah lain , masalahnya adalah
strategi para guru yang monoton sehingga siswa tidah ada ‘gairah’ untuk
belajar Bahasa Inggris, atau ketiadaan sarana prasarana yang menunjang pembelajaran sehingga pembelajaran bahasa Inggris dianggap ‘gagal’.
Jadi antara satu sekolah dengan sekolah lain
alasannya bisa berbeda-beda.
Berangkat dari analisis questioner yang disebarkan
pada responden siswa sebuah SMK kelas X,
XI dan XII sebanyak 239 siswa , terlihat
jelas beberapa poin penting dari tanggapan siswa terhadap pembelajaran bahasa
Inggris.
1.
Bahasa
Inggris merupakan mata pelajaran yang masih dianggap sulit
2.
Dari
empat skill dalam bahasa Inggris, yang paling sulit dikuasai adalah listening
(mendengarkan), sedangkanyang lebih mudah adalah membaca dan menulis.
3.
Masalah
yang paling utama dalam pembelajaran bahasa Inggris adalah berkaitan dengan
teknik pembelajaran yang digunakan para guru yang monoton dan kurang menarik,
sedangkan yang selanjutnya adalah masalah dengan motivasi diri.
Dari hasil tersebut, para guru bahasa Inggris
tertantang untuk mengubah image yang membungkus erat pelajaran bahasa Inggris
sebagai pelajaran yang menakutkan atau membosankan menjadi mata pelajaran yang
menyenangkan. Gurulah yang bisa ‘membentuk’, ‘menciptakan ‘ seperti apa para
siswa itu melalui proses pembelajaran.
Bisa lebih baik dari sebelum mereka belajar atau lebih parah. Mereka
bisa ‘senang’ terhadap pelajaran bahasa Inggris dan termotivasi untuk belajar
lagi atau mungkin malah lebih
‘takut’ untuk belajar lebih dalam dan mengganggap Bahasa Inggris itu bak
monster yang mengerikan.
Inovasi adalah
kata kunci yang harus dipegang oleh
seorang guru yang kreatif. Bagaimana caranya seorang guru bisa menggunakan apa
yang ada dengan segala
keterbatasannya untuk membuat siswa
termotivasi untuk belajar.
Termotivasi bukan hanya di kelas
saja, namun juga ketika mereka ada di rumah atau di lingkungan pergaulannya.
Bagaimana mendorong mereka untuk ‘learning to learn’ (belajar untuk
belajar) dimanapun mereka berada.
Salah satu cara adalah dengan menggunakan media
compact disc (CD) audiovisual dalam proses pembelajaran bahasa Inggris.
Kaset-kaset CD pembelajaran sebagai materi yang akan diberikan bisa diperoleh
dimana-mana, laptop atau minimal computer pastilah tersedia di semua sekolah
walaupun yang terisolir sekalipun. Masalahnya adalah terutama rendahnya
pengetahuan guru akan teknologi informatika. Walaupun tersedia, para guru
enggan menggunakan karena tidak bisa mengoperasikannya atau kurang motivasi untuk menggunakannya
karena terkesan berabe, banyak yang harus dibawa, banyak yang harus dikerjakan
di kelas; jadi akhirnya kembali ke pengajaran konvensional, guru di depan kelas
menjelaskan, berceramah sedangkan siswa memperhatikan (atau hanya duduk saja,
terkantuk-kantuk).
Oleh karena itu, penulis mencoba mengeksplorasi salah
satu strategi pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan Video Compact Disc
sebagai media pembelajaran, dengan bantuan laptop dan in focus untuk
menayangkannya. Adapun materi yang digunakan diambil dari CD/VCD pembelajaran Living English, Daily Conversation
(Emperor Edutainment) yang dapat diperoleh di toko-toko buku terdekat. Penulis
pernah mempraktekkan salah satu VCD dalam proses belajar mengajar di SMP dan di
SMK. Pada awal pembelajaran, ditayangkan salah satu video yang menggambarkan
satu kompetensi tertentu misalnya dialog yang membahas perkenalan diri. Siswa
diminta untuk memperhatikan dengan seksama ungkapan apa yang digunakan si
pelaku dalam dialog dalam memperkenalkan dirinya. Setelah tanyangan usai,
dilakukan diskusi tentang apa yang siswa lihat dlam video tersebut. Bersama
guru sebagai fasilitator, siswa membahas secara mendalam kompetensi yang
diajarkan termasuk penggunaan tata bahasanya. Secara umum dapat
disimpulkan bahwa siswa lebih aktif dan
termotivasi untuk belajar, terutama dalam meningkatkan kemampuan berbicara dan
mendengarkan. Mudah-mudahan dengan pelaksanaan pembelajaran menggunakan VCD
dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kurangnya motivasi siswa dalam
belajar bahasa Inggris. Yang pada akhirnya, kesan bahasa Inggris sebagai mata
pelajaran yang sulit bisa berangsur-angsur hilang.
No comments:
Post a Comment