Kelulusan adalah sesuatu yang
dinanti-nanti dengan harap-harap cemas
baik oleh guru terlebih bagi para siswa. Seperti
hal nya Ujian Nasional di SMK/
SMA tahun ini, menjelang seminggu
pengumuman kelulusan , para siswa
bertanya-tanya apakah
kira-kira bisa lulus atau tidak.
Banyak yangmeminta doa dari para guru ,
orangtua ataupun pihak sekolah supaya
bisa lulus dengan hasil yang memuaskan. Namun ada sebagian siswa yang mungkin terlalu ‘ PD’
bahwa pasti akan lulus.Mereka merayakannya lebih awal dengan mengendarai kendaraan bermotor beriringan
(konvoi) dengan berbagai atribut yang
mewakili kegembiraan mereka ‘ telah’
lulus ujian. Mereka kurang memperhatikan
keselamatan drii dengan kebut-kebutan
dan suara-suara yang bising dari
knalpot mereka. Hal ini sangatlah
memprihatinkan. Kalaupun pada
akhirnya mereka toh memang lulus juga, hal semacam itu tidaklah
patut untuk dialkukan. Bagaimana
jika terjadi kecelakaan lalu llintas disaat merasakan Euphoria kelulusan ...kegembiaraan
akan berubah kesedihan manakala nyawa
menjadi taruhannya. Orang tua yang awalnya akan
gembira menerina kabar kelulusan para anaknya pastilah berubah menjadi awan mendung kalau mendengar anaknya
tinggal nama atau luka-luka.
Pihak sekolah dan orangtua seyogya nya bekerja sama dalam menuntun anak-anak didik dalam menanggapi kelulusan.
Toh kelulusan hanyalah satu dari
banyak noktah yang terjadi dalam
kehiudupan kita. Jalan masih panjang terbentang di depan yang
akan kita lalui. Halangan atau
ujian yang lebih berat mungkin harus
dihadapi di depan. Anak-anak calon
alumni dari SMK
seharusnya sudah ada ancang-ancang jika mereka langsung terjun ke dunia kerja,
mau dimana, mau “ngapain”. Begitupun anak-anak SMA, harus sudah berfikir mau diterus kan kemana setelah lulus, apa mau
langsung berkerja atau ke KUA saja?
Memang kalau kita lihat masa
tenggang dari pelaksanaan ujian nasional
sampai pengumuman kelulusan cukup panjang.Seperti kita ketahui bahwa
Penyelenggaraan Ujian nasional dilaksanakan di minggu kedua bulan April sedangkan kelulusan di bulan minggu
kedua bulan Mei , jadi ada sekitar satu
bulan bagi para siswa untuk ‘ngangur’ dari segala aktivitas belajar di sekolah. Sungguh membanggakan jika waktu yang cukup panjang tersebut bisa digunakan untuk hal-hal yang
positif,seperti ikut serta dalam kegiatan kemasyarakatan , berwirausaha
kecil-kecilan atau belajar magang di perusahaan ataupun
menyalurkan waktu senggang dnengan kegiatan olahraga. Namun apa yang
sering kita lihat sebagai orangtua atau
guru? Anak-anak didik kita hanya
bermalas-malasan di rumah, nonton TV
atau beristirahat, Kalaupun ke
internet hanya menghabiskan waktu untuk facebook –an atau games on line. Yang lebih
parah, kalau ada kegiatan menjadi
supporter salah satu olahraga,
penampilan sebagai anak sekolah sudah berubah
menjadi anak ‘punk’ , dengan rambut dicat berwarna warni dan pakaian
‘urakan’ yang membuat orang yang
melihatnya miris. Sebagai seorang guru, penulis merasa prihatin
sekali…ternyata pendidikan kita itu sudah gagal. Bagaimana kita bisa bergembira menyambut kelulusan anak-anak didik kita
dikala melihat prilaku anak didik kita
tidak mencerminkan ‘ kesuksesan’ pendidikan dalam moral. Untuk apa
lulus secara tertulis jika prilaku nya tidak ‘lulus’ juga. Oleh karena
itu, peran orangtua , sekolah dan lingkungan dimana anak didik kita bergaul
sangatlah berperan penting untuk ‘kelulusan’ yang sebenarnya yakni
membentuk prilaku yang terpuji .
Seyogyanya lah pihak sekolah mengadakan
kegiatan yang positif di sekolah
misalnya kegiatan untuk 2 mingguan
supaya anak didik kita tidak terlalu lama ‘diam’ di rumah. Bisa berupa kegiatan pelatihan untuk berwirausaha, pelatihan otomotif, atau pendalaman materi Komputer atau Bahasa Inggris sebagai bekal jika para lulusan
nanti langsung terjun ke dunia kerja.
Terakhir, untuk anak-anakku yang ‘pasti’ lulus di pengumuman nanti, janganlah menanggapi
kelulusan tersebut secara berlebihan …cukup bersyukur kepada Allah SWT, berteimakasih
kepada kedua orangtua dan para guru ,
bersilaturahmi ke sekolah. Itu lebih baik daripada coret mencoret pakaian , kebut-kebutan atau
konvoi keliling kota supaya semua warga tahu bahwa ‘aku lulus’. Masyarakat
juga lebih jeli untuk menilai apakah ananda sudah
‘lulus’ atau hanya lulus secara formal saja. Mudah-mudahan anak-anakku
lulus semua! Amien.
No comments:
Post a Comment