Saturday, 23 May 2015

Inovasi dalam Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris melalui Kegiatan di Luar Kelas



Bahasa Inggris  merupakan bahasa  asing pertama yang harus diajarkan mulai dari tingkatan  sekolah dasar sampai  perguruan tinggi. Peran penting Bahasa Inggris sebagai alat komunikasi internasional tidak diragukan lagi. Bahasa Inggris pun termasuk yang diujikan dalam Ujian Nasional  tingkat SMP dan SMA atau yang sederajat.
Namun bertahun-tahun  bahasa Inggris diajarkan, sebagian besar siswa mengaku tidak  ‘bisa-bisa’  menguasai  pelajaran yang satu ini. Gampang lupa dan susah mengingat apa yang telah  diajarkan mungkin merupakan fenomena yang umum. Apalagi  jika berurusan dengan grammar atau tenses.  Jadi apa atau siapa yang salah? Siswa-kah atau Guru kah? Atau kebijakan pemerintah  termasuk didalamnya Kurikulum yang  diberlakukan?
Jawabannya  bisa diperoleh melalui penelitian yang mendalam akan hal ini, paling tidak  penelitian sekelas  action research  ( penelitian tindakan kelas ) bisa dilakukan sebagai  refleksi diri dari situasi  tertentu dari masing-masing  guru. Bisa jadi di suatu institusi , masalah terbesarnya adalah input ( siswa) dengan karakteristik  yang  beragam,sedangkan di sekolah lain , masalahnya  adalah  strategi para guru yang monoton sehingga siswa tidah ada ‘gairah’ untuk belajar Bahasa Inggris, atau ketiadaan sarana prasarana  yang menunjang  pembelajaran sehingga  pembelajaran bahasa Inggris dianggap ‘gagal’. Jadi  antara satu sekolah dengan  sekolah lain  alasanya  bisa berbeda-beda.
Sebagai seorang guru, fokus perhatian kita adalah diri kita sendiri. Tidak ada gunanya mencari-cari kesalahan  orang lain , atau menumpahkan kesalahan pada peserta didik.  Gurulah yang bisa ‘membentuk’, ‘menciptakan ‘ seperti apa para siswa itu melalui proses  pembelajaran. Bisa lebih baik dari sebelum mereka belajar atau lebih parah.  Mereka  bisa ‘seneng’ terhadap pelajaran bahasa Inggris dan termotivasi  untuk belajar  lagi  atau mungkin malah lebih ‘takut’ untuk belajar lebih dalam.
Inovasi  adalah kata kunci yang harus  dipegang oleh seorang guru yang kreatif. Bagaimana caranya seorang guru bisa menggunakan apa yag ada  dengan segala keterbatasnnya  untuk membuat siswa termotivasi untuk belajar.  Termotivasi  bukan hanya di kelas saja, namun juga ketiga mereka ada di rumah atau di lingkungan pergaulannya. Bagaimana mendorong mereka untuk   ‘learning to learn’ dimanapun mereka berada.
Salah satu cara yang telah dilakukan  dan  terbukti efektif  memotivasi siswa  di  salah satu sekolah yang penulis  ajarkan adalah melalui kegiatan  berkelompok   di luar kelas.  Tema  yang diusung adalah  language component  yaitu part of speech  (jenis kata) sedangkan language  skillnya adalah  writing (menulis). Sebelumnya  para siswa  diberi  penjelasan  dan exposure  (contoh-contoh) tentang  pengertian  3 jenis kata  yaitu kata benda (Noun), kata sifat (adjective) dan kata kerja (Verb). Prosedurnya adalah sebagai berikut:  siswa  membuat  sebuah kelompok kecil. Tiap-tiap kelompok terdiri dari 4 orang siswa  yang ditugaskan  untuk  keluar  ruangan kelas, tidak ada yang boleh di dalam kelas. Tugas mereka adalah  melihat-lihat sekeliling dan menuliskan  masing-masing 10 kata dengan  3 jenis yang berbeda yaitu Kata benda, kata sifat dan kata kerja. Dari ketiga jenis itu harus memiliki kaitan  atau hubungan.  Misalnya ketika mereka melihat ada  tanaman atau bunga, mereka akan menuliskan ‘flower’ (Noun) atau ‘plant (Noun).  Nah berarti  sudah ada 2 kata benda. Kemudian mereka akan berfikir kata sifat apa yang berhubungan dengan flower’ (Noun) atau ‘plant (Noun), bisa diantaranya  high (tinggi), beautiful (Indah), green (hijau),dsb.  Setelah itu mereka  berlanjut  kepada kata kerja apa yang sesuai atau berhubungan dengan kata benda tadi. Mereka  bisa memilih ‘ plant’ (menanam). Water  (menyirami), atau smell (berbau) dsb. Terakhir , mereka  harus membuat kalimat  sederhana.  Tidak usah banyak  karena sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam membuat kalimat. Mereka harus  membuat  4 kalimat  yang mengandung kata-kata tadi, misalnya  the flower smells good. Kegiatan ini berlangsung  hampir 2 jam pelajaran dan siswa  bisa menyelesaikan tugas mereka  dengan baik. Peran guru dalam hal ini adalah  motivator, fasilitator  dan observer  kegiatan. Penilaian oleh guru difokuskan bukan hanya pada betul tidaknya  jawaban mereka tetapi  lebih kepada kerjasama team, kekompakan, dan kreatifitas mereka dalam mengamati lingkungan sekitar sekolah. Dari hasil kerja sering ditemukan  hal-hal yang unik  atau nama-nama  benda yang tidak  terfikirkan sebelumnya. Kegiatan ini  bermanfaat untuk meningkatkan kreatifitas  siswa dan semangat bekerja  dalam team, yang tentunya secara tidak langsung mendorong semangat mereka untuk belajar bahasa Inggris.
Untuk  umpan balik kegiatan tersebut, setelah  membahas  hasil kerja kelompok,  guru menugaskan  untuk  membuat tugas individu dengan  tema yang sama dengan setting di rumah  masing-masing. Kegiatan  selanjutnya adalah siswa  ditugaskan untuk mencari gambar benda  dari Koran, majalah atau internet dan menuliskan  karakteristiknya ( kata sifatnya).
Hal yang membanggakan  ketika siswa nampak aktif terlibat dalam kegiatan ini. Selain  mendapat  ‘penyegaran’ untuk belajar di luar ruangan, dengan udara yang lebih segar, mereka juga bisa memperluas wawasannya  dengan mengamati objek sekitar. Juga  berlatih bagaimana  bekerja dalam suatu team dengan diberi target .
Mungkin  hasil nya akan beragam ketika diterapkan di sekolah yang berbeda. Namun  yang perlu diingat,  ‘sekecil’ apapun  hasil  para siswa kita, hargailah jerih payah mereka dengan memberi skor yang memuaskan. Hal inilah yang membuat mereka lebih bersemangat  untuk mengerjakan tugas-tugas  selanjutnya yang diberikan guru.

No comments:

Post a Comment