Friday, 9 August 2024

Rangkuman Koneksi Antar Materi Modul 3.1

Rangkuman Koneksi Antar Materi Modul 3.1 

Taryanah

CGP Angkatan 10

SMPN 1 Cangkuang

Alhamdulilah pada kesempatan ini saya akan menyampaikan hasil Rangkuman Koneksi antar  Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berdasarkan Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Seorang  Pemimpin

Ada 2 kutipan yang saya garis bawahi dan menjadi perhatian kita:

1.       “ Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik ” (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best-Bob Talbert)

Makna nya menurut hemat saya adalah pembelajaran yang terbaik bukan saja berfokus pada pengetahuan atau wawasan namun etika dan moral yang utama. Seperti dalam ajaran agama yang saya anut, ajarkan dulu adab baru ilmu. Biasanya orang yang memiliki adab, akan berilmu, namun sebaliknya orang yang berilmu belum tentu memiliki adab/etika. Jadi lebih berharga beretika daripada sebatas  pengetahuan saja yang dimiliki siswa.

2.      “Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis” (Education is the art of making man ethical~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel )

Makna yang saya tangkap adalah Pendidikan membentuk orang untuk memilki etika yang baik. Bagaimana generasi kita ke depan ditentukan bagaimana pendidikan kita sampaikan. Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.Pendidikan merupakan suatu proses menuntun siswa dengan penguatan karakter , norma-norma  sehingga akan menjadi generasi yang memiliki nilai moral, kebajikan dan kebenaran untuk menjalankan kehidupannya. Generasi yang akan datang adalah cerminan pendidikan saat ini yang kita poles seperti membuat maha karya terbaik yang akan mewarnai negeri ini di masa depan.

Hal ini selaras dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan itu holistic, “Pendidikan adalah pembudayaan buah budi manusia yang beradab dan buah perjuangan manusia terhadap dua kekuatan yang selalu mengelilingi hidup manusia yaitu kodrat alam dan zaman atau masyarakat”. Kemudian ada olah raga, olah rasa, olah cipta/karsa dalam proses pendidikan sesuai KHD.

Berikut adalah pendekatan atas tinjauan dari koneksi antar materi pada modul 3.1 Pendidikan Guru Penggerak tentang pengambilan keputusan.

1.      Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki pengaruh bagaimana seorang guru mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

Proses pengambilan keputusan yang dilakukan seorang pemimpin harus dapat memberikan contoh/teladan yang baik bagi yang dipimpinya. (Ing Ngarsa Sung Tuladha). Hasil keputusan harus mampu membangkitkan semangat untuk terus melakukan inovasi dalam melakukan pengambilan keputusan yang berpihak pada murid (Ing Madya Mangun Karsa) dan seorang pemimpin harus terus memberikan motivasi/bimbingan saat melakukan proses pengambilan keputusan (Tut Wuri Handayani) agar diperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam pengambilan keputusan, Semboyan yang dicetuskan oleh KHD  menjadi landasan  yakni Ing Ngarso Sung Tulodho (Seorang pemimpin jika di depan harus mampu memberi contoh baik/ tauladan bagi yang dipimpinnya), Ing Madya Mangunkarsa (Seorang pemimpin harus mampu memberikan dorongan, semangat dan motivasi dari tengah), Tut Wuri handayani (Seorang pemimpin harus mampu memberi dorongan/bimbingan  dari belakang) dalam proses pengambilan keputusan yang  bisa  dipertanggungjawabkan.

Semboyan ini memiliki makna mendalam dapat kita jadikan landasan dalam setiap pengambilan keputusan, yaitu keputusan yang selalu berpihak kepada murid agar menjadikan mereka sebagai generasi yang cerdas dan berkarakter sebagaimana tercermin dalam profil pelajar Pancasila. Hal ini dapat kita lakukan dalam proses pembelajaran di sekolah, yang tidak hanya menitik beratkan pada konten kurikulum, namun pembentukan nilai -nilai kebajikan dapat kita sampaikan secara terus menerus dengan eksplisit pada pembelajaran dan keteladanan disetiap pengambilan keputusan.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yag tertanam dalam diri kita berpengaruh terhadap cara berfikir, cara bertindak dan cara pengambilan keputusan. Nilai-nilai ini dibentuk sejak kecil melalui pendidikan, pembiasaan baik di keluarga, masyarakat maupun  lembaga pendidikan.

Nilai-nilai tersebut akan berpengaruh terhadap prinsip-prinsip yang diambil ketika seseorang tersebut akan mengambil keputusan. Begitu pula dalam proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial  (relationship skills),  akan mempengaruhi cara berfikir seseorang..Nilai-nilai kebajikan yang tertanam dalam diri pendidik akan mewarnai setiap pengambilan keputusaan. Nilai kejujuran, integritas sebagai pendidik akan tergambar dalam keteladanan dan kebijakan

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan coaching (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi coaching yang telah dibahas pada sebelumnya.

Dalam proses pengambilan keputusan, selain mengikuti 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, keterampilan coaching akan sangat membantu karena keterampilan ini membekali seorang guru untuk menjadi coach bagi dirinya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi solusi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik.

Selain keterampilan coaching, untuk mengambil keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi  kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial  (relationship skills). Proses pengambilan keputusan seharusnya juga dilakukan dengan kesadaran penuh (mindful) dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional sangat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan. Dalam setiap pengambilan keputusan wajib berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan  serta regulasi yang ada dengan berpedoman pada 9 langkah pengambilan keputusan. Melalui kedua dasar tersebut kita dapat menganalisis sehingga dapat membedakan antara dilema etika atau bujukan moral.

Kepekaan sosial emosional seseorang akan menumbuhkan empati dan simpati, sehingga dapat menempatkan diri untuk bisa mengenal orang lain . Dengan simpati dan empati kita dapat merasakan apa yang peserta didik alami, sehingga kita dapat mengidentifikasi permasalahan dengan bijaksana, disaat harus melakukan pengambilan keputusan.

Guru yang berperan sebagai pemimpin pembelajaran akan bertindak atas dasar keberpihakan pada murid. Dalam setiap keputusannya harus mempertimbangkan bayak hal yang bermuara pada murid, berbasis etika dan nilai kebajikan berlandaskan pada 4 paradigma yaitu individu vs masyarakat, rasa keadilan vs rasa kasihan, kebenaran vs kesetiaan dan jangka pendek vs jangka panjang, 3 prinsip yaitu prinsip berbasis hasil akhir, prinsip berbasis peraturan, dan prinsip berbasis rasa peduli. Serta dilakukan dengan 9 langkah yaitu:

·         Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan

·         Menentukan siapa saja yang terlibat

·         Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan

·         Pengujian benar atau salah yang didalamnya terdapat uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, uji keputusan panutan/idola

·         Pengujian paradigma benar lawan benar

·         Prinsip Pengambilan Keputusan

·         Investigasi Opsi Trilemma

·         Buat Keputusan

·         Tinjau lagi keputusan Anda dan refleksikan

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika akan semakin mengasah empati dan simpati seorang pendidik. Pendidik yang telah terlatih akan mempunyai rasa empati dan simpati yang baik sehingga diharapkan mampu mengidentifikasi dan memetakan paradigma dilema etika agar pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran lebih bijak.

Kebijakan yang muncul pada saat pengambilan keputusan tetap mengacu keberpihakan dan mengutamakan kepentingan murid, sehingga solusi tepat akan didapat dari setiap permasalahan yang terjadi. Pendidik yang mampu menganalisis permasalahan dari berbagai sudut pandang dan pendidik yang dengan tepat, sehingga mampu membedakan apakah permasalahan yang dihadapi termasuk dilema etika ataukah bujukan moral.Pengambilan keputusan akan mengikuti 9 langkah pengujian, dengan 4 paradigma dan 3 prinsip yang disebutkan sebelumnya.

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Keputusan yang kita ambil secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada lingkungan. Keputusan yang tepat akan membuat lingkungan yang positif, kondusif, aman dan yaman. Seyogyanyalah  setiap keputusan yang kita ambil harus tepat dan bijak berlandaskan nilai-nilai kebajikan, nilai-nilai Agama, norma hukum dan rasa kemanusiaan/kepedulian dengan keberpihakan pada murid.

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan yang timbul adalah seringkali bingung dalam membuat keputusan berkaitan dilema etika, karena dua-duanya benar. Seringkali ada perasaan ragu atau merasa tidak enak karena keputusan tidak bisa memuaskan semua pihak. Meskipun setiap keputusan pasti ada resiko, pro dan kontra, namun hal ini menjadikan salah satu tantangan tersendiri. Kegamangan tersebut dapat diselesaikan dengan pengambilan keputusan yang berlandaskan atas tiga prinsip penyelesaian dilema, yaitu Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) ataukah Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Pemilihan prinsip tersebut tentunya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. . Dengan mengikuti 9 langkah pengambilan keputusan dapat meminimalkan perasaan tidak nyaman dan keputusan yang saya ambil dapat diterima oleh semua pihak.

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil dengan pengajaran memerdekakan murid -murid kita adalah terciptanya merdeka belajar. Dengan merdeka belajar, murid  emnjadi manusia yang merdeka, bebas mencapai kesusksesan, kebahagiaan sesuai minat dan potensinya tanpa ada paksaan dan tekanan dari pihak manapun. Hal ini diharapkan murid-murid akan sukses dengan bidangnya masing-masing, bahagia karena sesuai dengan apa yang diinginkannya dan bertanggungjawab akan apa yang menjadi pilihannya. Disinilah dasar pijakan kita bahwa semua pengambilan keputusan harus berpihak pada murid, dan guru berfungsi untuk memfasilitasi, membantu mengembangkan bakat dan minat yang sudah ada. Pembelajaran yang kita berikan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan, bakat dan mnat serta mengembangkan potensi mereka.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Dalam mengambil keputusan seorang pemimpin pembelajaran harus mempertimbangkan berbagai macam kemungkinan yang terjadi,mempertimbangkan dari berbagai sisi termasuk dampak yang menyangkut masa depan murid. Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran pasti akan membawa dampak, baik jangka panjang maupun pendek bagi murid. Hal yang sudah kita putuskan dan kita lakukan akan akan terekam menjadi suatu catatan dan akan menjadikan role model tentang apa dan bagaimana kelak murid-murid berpikir dan bertindak.  Jadi perlu pertimbangan matang dalam mengambil keputusan dengan melakukan  9 langkah pengujian disesuaikan dengan paradigma dan prinsip yang tepat.

10. Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Pengambilan keputusan merupakan suatu kompetensi atau skill yang harus dimiiki oleh guru sebagai pendidik. Terkait dengan tugas dan fungsinya seorang guru dalam membuat keputusan harus berlandaskan pada filosofi Ki Hajar Dewantara, karena setiap keputusan yang diambil akan mewarnai pola pikir dan karakter murid. Agar keputusan yang diambil dapat memberikan kemanfaatan untuk banyak orang, mampu mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being) dan dapat dipertanggungjawabkan, maka harus dilakukan berdasarkan pada budaya positif dan menggunakan alur yang tertata seperti BAGJA. Hal ini dilakukan semata untuk menghantarkan murid menuju profil pelajar pancasila, yang dalam perjalanannya banyak benturan yang sifatnya dilema etika dan bujukan moral. Untuk itu diperlukan panduan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan, sehingga langkah yang diambil selalu berpihak kepada murid.

Sekolah sebagai institusi yang berfungsi memberikan pelayanan, membimbing, mendidik dan mengajar para peserta didik agar memiliki sifat/tingkah laku yang lebih baik. Sekolah juga bertugas melakukan proses transfer ilmu dan pembentukan karakter peserta didik. Banyak hal yang harus dilakukan, tentu saja banyak juga pengambilan keputusan yang mewarnai kebijakan-kebijakan sekolah. Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu mengambil keputusan dengan bijak, dengan mengedepankan nilai-nilai kebajikan yang telah menjadi kesepakatan kelas. Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpim pembelajaran dengan menggunakan alur BAGJA, selalu berorientasi untuk mewujudkan budaya positif sehingga dapat menciptakan kondisi lingkungan yang nyaman (well being). Guru mempunyai kewajiban untuk mengantarkan murid menjadi insan yang cerdas dan berkarakter, menuju profil pelajar Pancasila. Harapan ini pasti dibutuhkan komitmen dari semua pihak. Dalam mengawal impian ini tentu banyak juga ditemui permasalahan baik yang sifatnya dilema etika maupun bujukan moral. Untuk itu diperlukan panduan sembilan langkah dalam pengambilan keputusan dan pengujian agar keputusan yang diambil berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar. Sebagai salah satu bentuk merdeka belajar adalah diterapkannya pembelajaran berdiferensiasi. Dengan pembelajaran berdiferensiasi maka kebutuhan murid akan terpenuhi sesuai dengan bakat, minat dan kecenderungan gaya belajarnya.

11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Dilema etika merupakan pengambilan keputusan dimana kedua pilihan adalah benar vs benar, sedangkan pada bujukan moral, kedua pilihan antara benar vs salah.

4 paradigma pengambilan keputusan adalah individu lawan kelompok, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, dan jangka pendek lawan jangka panjang.

3 prinsip pengambilan keputusan adalah Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) ataukah Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking).

9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan yakni mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, menentukan siapa saja yang terlibat, mengumpulkan fakta-fakta yang relevan,  pengujian benar atau salah yang didalamnya terdapat uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, uji keputusan panutan/idola, pengujian paradigma benar lawan benar, Prinsip Pengambilan Keputusan, Investigasi Opsi Trilemma, Buat Keputusan, Tinjau lagi keputusan  dan refleksikan.

Hal-hal yang menurut saya diluar dugaan bahwa ternyata dalam pengambilan keputusan bukan hanya didasarkan pada pemikiran dan pertimbangan semata, namun sangat diperlukan adanya paradigma, prinsip, dan langkah-langkah pengujian pengambilan keputusan, agar keputusan yang diambil tepat sasaran dan bermanfaat untuk orang banyak. Disamping itu secara personal, dalam pengambilan keputusan diperlukan satu sikap keberanian dengan segala konsekwensinya.

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini saya pernah mengambil  keputusan dengan situasi dilema etika, namun yang saya lakukan hanya sebatas pada pemikiran didukung dengan beberapa pertimbangan. Saya sudah merasa aman bila keputusan yang saya ambil sudah sesuai aturan dan tidak berdampak merugikan banyak orang. Dengan belajar modul ini saya menjadi lebih kaya akan pengetahuan bahkan telah mempraktikkan, bagaimana cara pengambilan keputusan yang tepat dengan menggunakan langkah-langkah tertentu yang tak lepas dari paradigma dan prinsip-prinsip yang ada.

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Sebelum mengikuti pembelajaran modul ini, dalam pengambilan keputusan saya mendasarkan pada nilai-nilai kebajikan dan nilai-nilai Agama yang saya yakini, norma hukum, rasa kemanusiaan dan kepedulian dengan mengutamakan kolaborasi dan urun rembug dari pihak-pihak yang terkait.

Setelah mengikuti modul ini saya mendapat wawasan dan pengetahuan baru tentang bagaimana 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan  dengan 4 paradigma dan 3 prinsip. Jadi lebih terarah dan berdasar. Saya berencana akan mengimplementasikan landasan tersebut dalam setiap pengambilan keputusan baik sebagai pemimpin pembelajaran maupun dalam pengambilan kebijakan di sekolah dan komunitas praktisi. 

 

14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Materi pada modul 3.1 bagi saya sangat penting dan bermakna, baik sebagai individu maupun sebagai pemimpin karena dapat mengambil keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan dengan berlandaskan nilai-nilai kebajikan agar dapat berpihak pada murid. Selain itu juga,  dimanapun dan sebagai appun peran kita pasti akan menjumpai permasalahan yang dituntut untuk mengambil keputusan. Dari keputusan tersebut akan dihasilkan kebijakan -kebijakan yang akan mewarnai perjalanan sekolah untuk mewujudkan merdeka belajar dan profil pelajar Pancasila.

Salah satu upaya untuk mewujudkan hal itu, maka seorang guru harus memiliki keterampilan dalam pengambilan keputusan yang mengandung nilai-nilai kebajikan yang berlandaskan 9 langkah 4 paradigma dan 3 prinsip.

 

 

Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan!

No comments:

Post a Comment