Saturday, 10 August 2024

Jurnal Refleksi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berdasarkan Nilai-nilai Kebajikan

 JURNAL REFLEKSI MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERDASARKAN NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI SEORANG PEMIMPIN

Pada modul ini saya mempelajari tentang bagaimana membuat keputusan yang bertanggung jawab,  bermakna dan berpihak pada murid. Dalam pengambilan keputusan, Semboyan yang dicetuskan oleh KHD  menjadi landasan  yakni Ing Ngarso Sung Tulodho (Seorang pemimpin jika di depan harus mampu memberi contoh baik/ tauladan bagi yang dipimpinnya), Ing Madya Mangunkarsa (Seorang pemimpin harus mampu memberikan dorongan, semangat dan motivasi dari tengah), Tut Wuri handayani (Seorang pemimpin harus mampu memberi dorongan/bimbingan  dari belakang) dalam proses pengambilan keputusan yang  bisa  dipertanggungjawabkan.

Dalam proses pengambilan keputusan, selain mengikuti 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, keterampilan coaching akan sangat membantu karena keterampilan ini membekali seorang guru untuk menjadi coach bagi dirinya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi solusi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik.

Selain keterampilan coaching, untuk mengambil keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi  kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial  (relationship skills). Proses pengambilan keputusan seharusnya juga dilakukan dengan kesadaran penuh (mindful) dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada.

Kebijakan yang muncul pada saat pengambilan keputusan tetap mengacu keberpihakan dan mengutamakan kepentingan murid, sehingga solusi tepat akan didapat dari setiap permasalahan yang terjadi. Pendidik yang mampu menganalisis permasalahan dari berbagai sudut pandang dan pendidik yang dengan tepat, sehingga mampu membedakan apakah permasalahan yang dihadapi termasuk dilema etika ataukah bujukan moral.Pengambilan keputusan akan mengikuti 9 langkah pengujian, dengan 4 paradigma dan 3 prinsip

Tantangan yang timbul adalah seringkali bingung dalam membuat keputusan berkaitan dilema etika, karena dua-duanya benar. Seringkali ada perasaan ragu atau merasa tidak enak karena keputusan tidak bisa memuaskan semua pihak. Meskipun setiap keputusan pasti ada resiko, pro dan kontra, namun hal ini menjadikan salah satu tantangan tersendiri. Kegamangan tersebut dapat diselesaikan dengan pengambilan keputusan yang berlandaskan atas tiga prinsip penyelesaian dilema, yaitu Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) ataukah Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Pemilihan prinsip tersebut tentunya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. . Dengan mengikuti 9 langkah pengambilan keputusan dapat meminimalkan perasaan tidak nyaman dan keputusan yang saya ambil dapat diterima oleh semua pihak.

Sebelum mempelajari modul ini saya pernah mengambil  keputusan dengan situasi dilema etika, namun yang saya lakukan hanya sebatas pada pemikiran didukung dengan beberapa pertimbangan. Saya sudah merasa aman bila keputusan yang saya ambil sudah sesuai aturan dan tidak berdampak merugikan banyak orang. Dengan belajar modul ini saya menjadi lebih kaya akan pengetahuan bahkan telah mempraktikkan, bagaimana cara pengambilan keputusan yang tepat dengan menggunakan langkah-langkah tertentu yang tak lepas dari paradigma dan prinsip-prinsip yang ada.

Sebelum mengikuti pembelajaran modul ini, dalam pengambilan keputusan saya mendasarkan pada nilai-nilai kebajikan dan nilai-nilai Agama yang saya yakini, norma hukum, rasa kemanusiaan dan kepedulian dengan mengutamakan kolaborasi dan urun rembug dari pihak-pihak yang terkait.

Setelah mengikuti modul ini saya mendapat wawasan dan pengetahuan baru tentang bagaimana 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan  dengan 4 paradigma dan 3 prinsip. Jadi lebih terarah dan berdasar. Saya berencana akan mengimplementasikan landasan tersebut dalam setiap pengambilan keputusan baik sebagai pemimpin pembelajaran maupun dalam pengambilan kebijakan di sekolah dan komunitas praktisi. 

No comments:

Post a Comment