JURNAL REFLEKSI MODUL 2.1 MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR MURID MELALUI PEMBELAJARAN DIFFERENSIASI
“Serupa seperti para pengukir yang memiliki
pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran,
dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki
pengetahuan mendalam tentang seni mendidik, Bedanya, Guru mengukir manusia yang
memiliki hidup lahir dan batin.”
(Ki Hajar Dewantara)
Pada modul 2.1 ini saya disuguhkan dengan hakekat
pembelajaran differesiasi yang berangkat dari pemahaman bahwa murid yang kita
ajar beragam baik dari segi bakat, minat, kebutuhan , gaya belajar dan kesiapan
belajarnya. Seperti kutipan di atas,
seorang guru seperti “mengukir”
potensi dan kemampuan serta kebutuhan murid yang sesuai dengan
kodratnya.
Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha guru untuk
menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar
individu murid. Menurut Tomlinson (1999:14) dalam kelas yang
mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru melakukan upaya
yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid.
Melakukan pembelajaran berdiferensiasi bukanlah
berarti bahwa guru harus mengajar dengan 32 cara yang berbeda untuk mengajar 32
orang murid. Bukan pula berarti bahwa guru harus memperbanyak jumlah soal untuk
murid yang lebih cepat bekerja dibandingkan yang lain. Pembelajaran
berdiferensiasi juga bukan berarti guru harus mengelompokkan yang pintar dengan
yang pintar dan yang kurang dengan yang kurang. Bukan pula memberikan tugas
yang berbeda untuk setiap anak. Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah sebuah
proses pembelajaran yang semrawut (chaotic), yang gurunya kemudian harus
membuat beberapa perencanaan pembelajaran sekaligus, di mana guru harus berlari
ke sana kemari untuk membantu si A, si B atau si C dalam waktu yang bersamaan.
Bukan. Guru tentunya bukanlah malaikat bersayap atau Superman yang bisa ke sana
kemari untuk berada di tempat yang berbeda-beda dalam satu waktu dan memecahkan
semua permasalahan.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian
keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi
kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang
terkait dengan:
·
Kurikulum yang
memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Bukan hanya guru
yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya.
·
Bagaimana guru
menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana ia akan
menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid
tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang
berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda.
·
Bagaimana mereka
menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan
bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan
setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di
sepanjang proses belajar mereka.
·
Manajemen kelas
yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang
memungkinkan adanya fleksibilitas, namun juga struktur yang jelas, sehingga
walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan
secara efektif.
·
Penilaian
berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan
dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan
murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih
dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.
Modul ini memberi pencerahan tentang bagaimana landasan
teori dan penerapan pembelajaran
differensiasi yang benar. Saya merasa senang akan pemahaman bermakna dari
pembelajaran differensiasi ini. Insyaallah ke depan, saya akan menerapkan
pembelejaran differensiasi ini di kegiatan pembelajaran saya dan berbagi praktik baik ke rekan
sejawat sehingga menebar kebaikan bagi semua.
No comments:
Post a Comment